Oleh : Andika Pratama )*
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan oleh pemerintah sejak Februari 2025 kini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Dengan lebih dari 1,5 juta warga telah memanfaatkan layanan ini, dan menjadi bukti konkret bahwa negara hadir untuk menjamin kesehatan seluruh rakyat Indonesia. Inisiatif ini tidak sekadar menjadi simbol kepedulian, melainkan langkah nyata dalam memperkuat fondasi kesehatan masyarakat, mendorong deteksi dini penyakit, serta memitigasi beban biaya pengobatan jangka panjang.
Sebagaimana dijelaskan oleh Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono bahwa program ini telah menjangkau ribuan Puskesmas di 37 provinsi. Capaian ini mencerminkan bahwa pemerintah berupaya menghadirkan layanan kesehatan yang tidak elitis dan terpusat, namun inklusif dan menyebar hingga ke pelosok negeri. Salah satu kekuatan program ini terletak pada semangat preventif yang dikedepankan. Melalui pemeriksaan kesehatan secara berkala dan tanpa pungutan biaya, masyarakat kini dapat mengenali potensi gangguan kesehatan sebelum kondisi tersebut berkembang menjadi penyakit serius.
Data yang dihimpun dari program ini menunjukkan bahwa penyakit yang paling umum ditemukan adalah hipertensi dan diabetes. Fakta ini menandakan pentingnya kesadaran masyarakat untuk rutin melakukan pengecekan kesehatan. Dengan terdeteksinya penyakit pada tahap awal, beban biaya pengobatan dapat ditekan, dan kualitas hidup masyarakat pun lebih terjaga. Pemerintah juga berharap bahwa dengan keberhasilan program ini, antrean panjang pasien di rumah sakit, khususnya peserta BPJS dengan gejala berat, dapat dikurangi secara signifikan.
CKG juga telah mengalami perkembangan positif dalam hal aksesibilitas. Jika sebelumnya hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang sedang berulang tahun, kini program tersebut terbuka bagi siapa saja yang ingin memeriksa kesehatannya. Dengan kuota 30 orang per hari per Puskesmas, masyarakat memiliki ruang yang cukup untuk mengakses layanan ini secara teratur dan terjadwal.
Keberhasilan program ini tidak terlepas dari dukungan lintas lembaga negara. Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan bahwa CKG adalah bukti konkret dari keseriusan pemerintah dalam menyejahterakan rakyat. Menurutnya, program ini telah menjadi bagian dari pembahasan serius dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, dan merupakan wujud kolaborasi antara eksekutif dan legislatif dalam memperkuat layanan kesehatan publik. Ia menegaskan bahwa CKG adalah solusi nyata bagi masyarakat, terutama mereka yang selama ini kesulitan mengakses layanan medis akibat kendala finansial maupun geografis.
CKG juga dirancang berbasis siklus hidup masyarakat, meliputi tiga skema utama yaitu CKG ulang tahun, CKG sekolah, dan CKG khusus untuk ibu hamil serta balita. Pendekatan ini memperlihatkan bahwa pemerintah memahami dinamika kebutuhan kesehatan masyarakat dalam berbagai tahapan kehidupan. Dengan demikian, layanan kesehatan tidak lagi bersifat reaktif, tetapi proaktif dan terstruktur.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno. Ia menilai CKG sebagai instrumen vital dalam penguatan sistem deteksi dini penyakit. Menurutnya, program ini akan berdampak besar terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat karena mereka lebih dini mengetahui status kesehatannya dan dapat segera melakukan intervensi medis jika diperlukan. Eddy juga menegaskan bahwa CKG merupakan pelengkap dari komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menghadirkan pemerintahan yang tidak meninggalkan satu pun rakyat dalam urusan kesehatan.
Citra positif program CKG bahkan telah melampaui batas nasional. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memberikan apresiasi atas inisiatif ini. Ia menilai langkah preventif seperti yang dilakukan melalui CKG adalah pendekatan yang sangat efektif dalam memperkuat sistem kesehatan global. Pengakuan dari lembaga internasional ini memperlihatkan bahwa Indonesia sedang berada di jalur yang tepat dalam mereformasi sistem pelayanan kesehatan nasional.
Namun, keberhasilan program ini bukan tanpa tantangan. Pemerintah perlu memastikan bahwa distribusi layanan berlangsung merata, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di wilayah pedalaman dan daerah tertinggal. Sosialisasi yang masif dan keterlibatan aktif pemerintah daerah menjadi kunci utama untuk mendorong partisipasi masyarakat secara luas. Selain itu, peningkatan kapasitas tenaga medis dan fasilitas penunjang di Puskesmas harus terus dilakukan agar kualitas pelayanan tetap optimal meski antusiasme masyarakat terus meningkat.
Langkah pemerintah dalam menghadirkan CKG patut diapresiasi sebagai bagian dari strategi jangka panjang menuju Indonesia yang lebih sehat. Dengan pendekatan deteksi dini, penguatan sistem rujukan, serta keterbukaan akses bagi seluruh lapisan masyarakat, program ini mencerminkan semangat keadilan sosial dalam sektor kesehatan. Ketika masyarakat memiliki kesadaran dan akses untuk menjaga kesehatannya secara preventif, maka bukan hanya angka kesakitan yang menurun, tetapi juga produktivitas nasional akan meningkat.
Cek Kesehatan Gratis telah menjadi simbol baru dari kebijakan publik yang berpihak kepada rakyat. Program ini tidak hanya menjadi solusi atas permasalahan kesehatan hari ini, tetapi juga investasi penting bagi masa depan Indonesia yang lebih sejahtera dan tangguh. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, tenaga kesehatan, dan seluruh elemen pemerintah, program ini berpotensi menjadi tonggak penting dalam mewujudkan cita-cita besar yaitu Indonesia sehat untuk semua.
)* Penulis adalah pengamat kebijakan publik