Oleh : Reene Wenda )*
Indonesia menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan Indonesia Africa Forum (IAF) maupun High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) pada tahun 2024. Tujuan utama untuk menerapkan hal tersebut karena sebagai tuan rumah, Indonesia berupaya menjaga keamanan seluruh delegasi dari berbagai hal termasuk penyebaran cacar monyet atau Mpox.
Berbagai langkah telah pemerintah laksanakan bahkan jauh hari sebelum IAF berlangsung, karena Indonesia benar-benar sangat mematangkan seluruh persiapan pada penyelenggaraan forum internasional kedua yang berlangsung di Bali pada 1 hingga 3 September 2024 tersebut.
Sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), maka protokol kesehatan dan keamanan menjadi prioritas dalam persiapan tersebut. Menurut Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu), Pahala Nugraha Mansury bahwa karena akan banyak Kepala Negara dan para pemimpin dunia hadir dalam forum bergengsi itu, sehingga Indonesia benar-benar mempersiapkan segalanya dengan matang.
Terlebih, mengenai protokol kesehatan yang harus terus dijaga sebaik mungkin. Di samping itu, juga bagaimana pengamanan yang menjadi perhatian khusus. Tidak tanggung-tanggung, forum IAF sendiri akan dihadiri oleh sebanyak 855 peserta dari berbagai negara di dunia.
Forum ini juga diselenggarakan bersamaan dengan Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi-pihak (High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships), yang merupakan kerja sama antara Kementerian Luar Negeri dan Bappenas. Total peserta diperkirakan mencapai 1.500 delegasi dari negara-negara Afrika serta negara Global South lainnya.
Hingga saat ini, enam kepala negara telah memberikan konfirmasi kehadiran. Sementara di level menteri ada 11 yang telah menyatakan kesediaan untuk menjadi pembicara dalam forum. Tidak hanya melibatkan Kepala Negara dan Menteri saja, namun juga sektor swasta dan BUMN.
Banyak fokus topik yang menjadi pembahasan dalam forum tersebut seperti energi, kesehatan, ketahanan pangan dan juga pertambangan. Untuk sektor swasta dan BUMN, diperkirakan akan terdapat perjanjian dengan nilai mencapai USD3,5 miliar atau sekitar Rp58 triliun.
Sebagai informasi bahwa IAF ke-2 tersebut mengusung tema ‘Semangat Bandung untuk Agenda 2063 Afrika’, yang menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan konkret antara Indonesia dan Afrika.
Adanya gubungan yang erat merupakan landasan kuat bagi kedua belah pihak untuk dapat merealisasikan berbagai macam potensi besar dalam rangka pembangunan secara bersama-sama.
Memang Indonesia dengan Afrika memiliki agenda pembangunan yang serupa. Keduanya memiliki kekayaan sumber daya yang besar dan juga adanya bonus demografi. Oleh karena itu, bagaimana terwujudnya kerja sama merupakan kunci penting untuk menjadikan semua potensi mampu direalisasikan dalam agenda pembangunan.
Pada tahun 2024, Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah Indonesia Africa Forum (IAF), sebuah forum yang bertujuan mempererat hubungan diplomatik dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara di Afrika.
Acara ini diharapkan menarik perhatian delegasi dari berbagai negara di Afrika, termasuk pejabat tinggi, pengusaha, dan perwakilan lembaga internasional. Dalam konteks ini, menjaga keamanan dan kesehatan delegasi menjadi prioritas utama untuk memastikan keberhasilan acara tersebut.
Persiapan yang matang dan penerapan protokol kesehatan yang ketat menjadi langkah yang tak dapat diabaikan. Meskipun dunia kini telah bergerak maju dari pandemi COVID-19, ancaman terhadap kesehatan publik dalam acara berskala besar tetap ada.
Situasi ini menuntut Indonesia untuk menerapkan standar kesehatan yang tinggi guna mencegah berbagai risiko kesehatan, seperti penyakit menular lainnya dan kondisi darurat medis yang dapat terjadi di acara internasional.
Sementara itu, Hendra Wahanu Prabandani selaku Direktur Politik Luar Negeri dan Kerja Sama Pembangunan Internasional Kementerian PPN/Bappenas menyatakan bahwa gelaran tersebut akan mampu meneruskan seluruh upaya yang telah dibangun oleh pemerintah Indonesia.
Beberapa upaya yang pemerintah Indonesia bangun di kancah internasional yakni seperti pada hasil Presidensi G20, kemudian pada KTT G20 yang telah menghasilkan Roadmap for Stronger Recovery and Resilience in Developing Countries.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Siti Nugraha Mauludiah menjelaskan bahwa IAF 2024 sendiri menitikberatkan pada penguatan kerja sama pembangunan di Afrika.
Hal tersebut tercermin dalam bagaimana komitmen kuat Indonesia terhadap pembangunan global yang berakar pada semangat Konferensi Asia-Afrika 1955 silam dan juga peranan Tanah Air dalam gerakan non-blok.
Keberhasilan pelaksanaan IAF 2024 akan bergantung pada sejauh mana Indonesia dapat menjamin keamanan dan kesehatan delegasi yang hadir. Dengan mengutamakan protokol kesehatan dan keamanan, Indonesia tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan para tamu internasional tetapi juga memperkuat reputasinya sebagai tuan rumah yang bertanggung jawab dan terpercaya. Forum ini menjadi lebih dari sekadar ajang diplomatik; ini adalah peluang untuk menegaskan peran Indonesia sebagai pemimpin regional dalam menjaga keamanan dan kesehatan global.
Prioritas keamanan dari seluruh delegasi negara sahabat merupakan komitmen kuat Indonesia selaku tuan rumah. Dengan adanya penerapan Prokes tersebut, maka diharapkan kedua even internasional dapat berjalan aman dan lancar.
)* Penulis adalah pengamat hubungan luar negeri