Pemerintah Perkuat Stimulus Guna Jaga Daya Beli dan Sektor Riil

oleh -14 Dilihat
banner 468x60

Jakarta — Pemerintah memperkuat langkah pemulihan ekonomi nasional melalui peluncuran lima paket stimulus ekonomi yang dijadwalkan berlangsung pada Juni hingga Juli 2025. Stimulus tersebut diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus menopang sektor-sektor riil yang terdampak penurunan ekspor akibat perlambatan ekonomi global.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pemerintah menaruh perhatian pada sektor padat karya, terutama yang terdampak oleh penurunan permintaan dari pasar Amerika Serikat. Stimulus ekonomi ini, menurut dia, menjadi instrumen untuk memastikan roda ekonomi terus bergerak di tengah ketidakpastian global.

banner 336x280

“Lima paket stimulus ekonomi pada periode Juni–Juli 2025 ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat dan menopang sektor-sektor padat karya yang terdampak penurunan ekspor, terutama ke Amerika Serikat,” kata Airlangga, akhir pekan lalu, di Jakarta.

Ia menambahkan, langkah serupa juga ditempuh oleh sejumlah negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) guna melindungi konsumsi domestik.

“Sebagian besar negara OECD juga menyiapkan paket-paket kebijakan serupa untuk menjaga daya beli masyarakatnya,” ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, stimulus yang diberikan merupakan bagian dari strategi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya pada triwulan II tahun ini. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tetap berada pada kisaran 5 persen.

“Stimulus ini ditujukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2025 agar tetap berada di kisaran 5 persen,” kata Sri Mulyani.

Ia menilai, pertumbuhan yang terjaga akan mempercepat penurunan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terjaga momentumnya dan stabilitas perekonomian tetap kuat di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian,” ujar Menkeu.

Dari sisi pengamat, paket stimulus dinilai sebagai langkah yang tepat dan relevan. Pakar kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, mengatakan bahwa masyarakat rentan sangat membutuhkan dukungan fiskal dalam menghadapi tekanan biaya hidup.

“Stimulus ini sangat relevan, terutama untuk masyarakat rentan yang kesulitan menghadapi tekanan biaya hidup,” kata Trubus. Ia menilai kebijakan tersebut tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga strategis dalam menjaga konsumsi rumah tangga.

Kalangan pekerja juga menyambut positif kebijakan tersebut. Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Timboel Siregar, menyebut bantuan subsidi upah (BSU) sebesar Rp 600.000 per pekerja sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan dasar, termasuk keperluan sekolah anak.

“Belanja pekerja akan meningkat karena dapat BSU, meski tidak besar. Ini sesuai harapan pemerintah untuk mendongkrak daya beli,” ujar Timboel.

Kelima paket stimulus ekonomi mencakup berbagai bentuk bantuan langsung tunai, insentif fiskal, perluasan akses pembiayaan usaha, dan relaksasi pajak bagi sektor-sektor padat karya. Seluruh program diarahkan untuk menjangkau kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan pelaku usaha kecil menengah yang menjadi tulang punggung sektor riil nasional.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.