Jakarta – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok rentan dan berpenghasilan rendah, melalui program distribusi Bantuan Sosial (Bansos) yang masif dan terstruktur. Program Bansos ini tidak hanya bertujuan sebagai jaring pengaman sosial, tetapi juga berperan penting dalam menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi global maupun domestik.
Bantuan sosial (Bansos) menjadi penopang daya beli masyarakat pada kuartal II-2025 dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, bansos telah menjaga tingkat konsumsi masyarakat yang kini juga mulai beralih ke belanja daring dan sektor ritel.
“Jadi Bansos di kuartal ke-2, kita lihat PKH yang 25,12%, bantuan sosialnya 25,12%, kemudian PKH 6,74%, dan sembako 36%,” ujar Airlangga.
Airlangga mengatakan, perubahan pola konsumsi juga tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan kuartalan (qtq) transaksi ritel online sebesar 7,55%. Retail dan market place tumbuhnya kuartal to kuartal adalah 7,55 persen, kata Airlangga.
Kategori produk dengan pertumbuhan tertinggi mencakup personal care dan kosmetik yang naik hampir 17%, serta produk rumah tangga dan kantor yang mencapai nilai transaksi Rp72,8 triliun atau tumbuh 29,38%. Secara historis, transaksi e-commerce juga meningkat tajam, dari 280 juta pada 2018 menjadi 3,24 miliar pada 2024.
Tren positif ini turut tercermin pada kinerja sektor ritel. Tiga perusahaan besar yang mewakili jaringan minimarket dan ritel berbasis pusat perbelanjaan mencatatkan pertumbuhan penjualan masing-masing sebesar 4,99%, 6,85%, dan 12,87% pada semester I-2025.
Menurut Airlangga, kombinasi antara kebijakan Bansos, daya beli masyarakat, dan pergeseran ke kanal digital menjadi faktor penting dalam menopang perekonomian nasional.
Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) terus berinovasi untuk memastikan penyaluran bantuan sosial (Bansos) tepat sasaran dan mudah diakses oleh masyarakat. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menghadirkan Aplikasi Cek Bansos, sebuah platform digital yang dirancang untuk mengecek, mengusulkan, hingga memperbarui data penerima bantuan sosial hanya lewat ponsel.
Pemerintah daerah turut berperan aktif dalam mendukung program ini dengan memastikan data penerima selalu diperbarui dan pelaksanaan penyaluran dilakukan secara transparan. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, serta lembaga penyalur menjadi kunci utama keberhasilan distribusi Bansos.
Melalui kebijakan ini, pemerintah berharap daya beli masyarakat tetap terjaga dan stabilitas ekonomi nasional dapat terus dipertahankan. Distribusi Bansos bukan hanya soal memberi, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan memperkuat ketahanan sosial ekonomi bangsa.*