Jadi Tempat Kaderisasi Pemimpin, AMN Akan Dilengkapi Beragam Fasilitas Belajar

oleh -9 Dilihat
banner 468x60

Manado – Pemerintah melalui sejumlah instansi seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) hingga Badan Intelijen Negara (BIN) terus mengawal pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) di Manado, Sulawesi Utara.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Utara (BPPW Sulut), Ir. Nurdiana Habibie mengungkapkan bahwa Pemerintah terus mempercepat pembangunan AMN di Manado. Terlebih, pembangunan tersebut merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo.

banner 336x280

“Kegiatan pembangunan AMN Manado merupakan bentuk tindak lanjut atas direktif Presiden Republik Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan pembangunan AMN Manado akan dilaksanakan dengan pembiayaan Multi Years Contract Tahun Anggaran 2023-2024

“Kami sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak yang terlibat, agar pembangunan AMN Manado ini bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Nurdiana menyatakan AMN Manado terdiri dari luas lahan 20.000 luas bangunan 1595. Kemudian untuk ruang lingkup pembangunannya terdapat tower untuk asrama putra dan putri.

Bahkan, AMN juga memiliki gedung pertemuan, ruang serbaguna, lapangan olahraga, taman, akses jalan dan area parkir.

Sebelumya, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo mendukung penuh program AMN.

“Memang urgensi sebagai bangsa majemuk adalah memerlukan sarana. Asrama Mahasiswa Nusantara bisa sebagai tempat kaderisasi pemimpin masa depan yang melihat perbedaan justru yang menyatukan sebagai bangsa,” katanya

Pria yang akrab disapa Romo Benny tersebut memandang AMN memang menjadi tempat untuk melakukan kaderisasi calon pemimpin masa depan yang sangat berguna demi kemajuan bangsa.

“Itu sangat penting untuk pembangunan bangsa di masa depan. Dari mahasiswa sudah menerima perbedaan. Ini satu pendidikan yang baik agar generasi ini bisa beradaptasi,” ucapnya.

Dirinya juga berharap Pemerintah dapat memperbanyak program sejenis AMN.

“Di kelompok pelajar juga perlu dibuat semacam rekayasa budaya untuk mengalami perbedaan. Misal, anak SMA daerah lain bisa kenal anak-anak SMA di Jawa. Itu akan membentuk karakter dan kepribadian yang baik. Harus ada program di mana anak-anak SMA dari berbagai daerah bisa belajar bersama,” pungkasnya.

**

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.