Ekonomi RI Melesat di Tengah Tekanan Global Berkat Kepemimpinan Presiden Prabowo

oleh -1 Dilihat
banner 468x60

Jakarta – Kinerja ekonomi Indonesia kembali mencatat hasil menggembirakan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud menjelaskan, pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp5.947 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) Rp3.396,3 triliun.

banner 336x280

“Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 bila dibandingkan dengan kuartal II 2024 tumbuh sebesar 5,12 persen,” jelasnya.

Laju pertumbuhan tersebut lebih baik dibanding kuartal I 2025 yang berada di angka 4,87 persen. Bahkan, jika dibanding kuartal II 2024 yang mencatat 5,05 persen, hasil ini menunjukkan akselerasi ekonomi yang signifikan.

“Capaian ini sejalan dengan pola musiman yang terjadi tiap tahun. Pertumbuhan kuartal II memang cenderung lebih tinggi dari kuartal I,” ujarnya.

Edy merinci bahwa konsumsi rumah tangga menjadi motor utama pertumbuhan dengan kontribusi sebesar 2,64 persen. Disusul investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menyumbang 2,06 persen.

“Dari sisi triwulan ke triwulan (qtq), ekonomi tumbuh 4,04 persen pada kuartal II, melonjak dibanding kuartal I yang sempat terkontraksi 0,98 persen. Capaian ini menjadi bukti bahwa kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam menggenjot sektor produktif mulai menampakkan hasil,” terang Edy.

Penguatan ekonomi juga berdampak langsung pada pasar keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (5/8) ditutup menguat 50,54 poin atau naik 0,68 persen ke level 7.515,19. Sepanjang hari, IHSG konsisten berada di zona hijau, dengan nilai transaksi mencapai Rp18,46 triliun.

Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menggarisbawahi bahwa lonjakan ekspor turut menyumbang percepatan pertumbuhan ekonomi. Banyak pelaku usaha melakukan ekspor dalam jumlah besar sebelum penerapan tarif baru oleh pemerintah Amerika Serikat pada 7 Agustus mendatang.

“Jadi banyak pesanan ekspor sebelum kenaikan tarif itu dilakukan, bahkan sesudah terjadi pengumuman tersebut,” jelas Sri Mulyani.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah akan terus memantau dampak tarif impor baru dari AS sebesar 19 persen terhadap barang dari Indonesia.

“Kita harapkan momentum akan terjaga di kuartal tiga dan empat,” imbuhya.**

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.